Bikin Fic Naruto Yuk . . . .

Minna . . .

Kepada semua anggota yang berbakat membuat fic (cerita rekaan) Naruto bisa dituangkan di sini.

ok,nanti aq bwat y

Saia tunggu, AL-sama . . . .

baik

Mana nih ceritanya?

Ditunggu nih

cerita nya jangan lama ea

Untuk fic nya silahkan klik:
http://www.fanfiction.net/s/5859643/1/Kuchisake_Onna

wah asyik y kalo aq gx ahli dalam buat fic

Kalo kuchisake onna sudah aq baca tp cuman dikit . .

Silahkan baca chapter 2 nya di sini:
http://www.fanfiction.net/s/5859643/2/Kuchisake_Onna

Ada yang mau bikin fic? Jujur, saya malas banget bikin fic Naruto! Saya mau beralih ke Eyeshield 21! Selain settingnya bagus, ceritanya juga gak berbelit-belit. Tapi sayang, manga nya dah tamat! T_T

Tapi tunggu! Meski udah tamat, tapi tetap masih meriah! Hidup Eyeshield 21!

Kalau ga ada yang bikin fic, saya kunci nih topik! Mungkin Uchiha Sato mau bikin?

Yoa... Aku yang buat yah...
Nie aku posting sekarang...
Sebenernya mau posting kemaren2 tapi aku lagi sakit.... Nie baru sembuh...

Happy reading....

I’ll Be Waiting Here.
Theme : Friendship
SAD ENDING
Karakter 1 : Inuzuka Kiba
Karakter 2 : Akamaru
Original Story By : Uchiha Sato.

Nduss…. Nduss………. Gukk!!!,.. .srett….
Akamaru berlari kencang setelah sebelumnya mengendus jejak seseorang di atas tanah……
Sreett,.. .akamaru yang bertubuh besar kemudian melompat ke arah semak-semak belukar………..
Grekkkk………………
“Jiahahahha,.. kau berhasil menemukanku ya, kau hebat akamaru!” kata kiba kepada akamaru sambil mengelus-elus kepala akamaru, akamaru tampak kegirangan dengan senyum yang terus mengembang di bibirnya dan ekornya yang terus bergoyang.
“Gukkk………” akamaru menyalak pada kiba.
“Yuk.. ini hadiah untukmu.” Kiba memberikan akamaru biscuit kesukaannya.
Kiba kemudian menatap langit……….
“Akamaru, ayo kita pulang tampaknya sebentar lagi hujan.” Kata Kiba kepada Akamaru.
“Gukkk…” akamaru menggonggong dan kemudian mengangguk.

Chapter 1 : In Relationship………

Gluduk…..Gluduk…….
“Wah mau hujan nih, ayo akamaru kita harus cepat sampai di rumah.”
“Gukkk……….”
Kiba kemudian menaiki tubuh akamaru dan melesat kencang pergi dari hutan konoha untuk segera pulang ke rumah mereka.
Crek….. tik….tik……Sreshhhh………Hujan turun dengan lebatnya.
“Terlambat akamaru, gmana nih? Kita kehujanan….”
“Gukkk……”
“Akamaru kita berteduh dulu saja di kedai ramen paman Ichiraku.”
“Guk…”
Kiba dengan menunggangi akamaru kemudian berteduh di kedai mie ramen Ichiraku.
“Hoi, paman aku berteduh di sini ya.” Kata Kiba kepada pemilik kedai.
“Ok, tak apalah.”
“Huh,… naruto…?”
“Yoi, Kiba,.. ayo kita makan bareng.”
Tampaknya Kiba bertemu dengan Naruto yang sedari tadi makan mie ramen di sana. Kiba kemudian duduk di sebelah naruto dengan akamaru yang melingkarkan tubuhnya di bawah kaki Kiba.

“Wah kelihatannya enak, aku juga mau makan mie, tapi aku tidak membawa cukup uang, dengan uang segini aku hanya bisa membeli satu piring mie, masak aku makan sendiri, bagaimana dengan akamaru?” Pikir Kiba sambil menatap akamaru yang juga menatapnya.
Naruto merasa kasihan juga melihat sahabatnya yang berpikir kebingungan itu.
“Aku sih ingin mentraktir Kiba, tapi aku gak ada duit…. Maaf Kiba.” Pikir Naruto yang menatap Kiba.

“Paman satu piring mi ramen untuk sahabatku ya!” tiba – tiba seseorang berteriak.

Ternyata yang berteriak adalah Kiba,.. mendengar itu naruto kaget bukan kepalang.
“Hayhay, kau baik sekali Kiba, mau mentraktirku mie ramen yah!!!” teriak naruto kepada kiba dengan kegirangan.
“Bukan kau…” kata kiba sambil menatap sinis pada naruto….
“Loh, siapa lagi, aku kan sahabatmu?”
Kiba tidak menjawab pertanyaan naruto, ia kemudian mengalihkan pandangannya pada Akamaru.
Naruto juga langsung menoleh ke arah akamaru.
“Jadi dia..” kata Naruto dengan nada lemas.

10 Menit Kemudian…..
“Ini dia pesananmu…”
“Terima Kasih…” Kata kiba
Kiba kemudian menoleh ke arah Akamaru yang masih melingkar di kaki Kiba.
“Akamaru ayo bangun, ayo kita makan mie bersama.” Kata kiba sambil membangunkan Akamaru dengan menggerakkan kakinya.
“Akamaru aku duluan yang makan mienya yah, setelah itu baru kau.”Kata kiba
“Gukkkk………..”
Slurpppppppppppp……………………………
…………………

Beberapa menit kemudian…
Hujan telah berhenti, akamaru dan kibapun keluar dari kedai itu setelah sebelumnya berpamitan pada naruto dan Paman pemilik kedai….
Nduss….. Ndusss………………
“Kau menciumnya akamaru?” Tanya kiba
“Gukkk………..”
“Iya, aroma ini…. Hemm sungguh sedap, bau rerumputan sehabis diguyur hujan, segar……” kata Kiba.
Tiba-tiba Akamaru menyalak dengan keras dan berulang-ulang…
“Guk……….guk…………guk,guk……!”
“Ada apa akamaru?”
Akamaru dan kiba kemudian menoleh ke suatu arah…….
Pelangi,,, pelangi yang indah tepat bersinar di belakang batu tempat terukirnya wajah para hokage yang terlihat jelas dari tempatnya kini berdiri.
“Gukk….” Akamaru menyalak pada Kiba.
“Hum, kau bilang kau ingin menjadi seperti pelangi?” Tanya kiba
“Guk………”
“Hehe, iya Akamaru, aku berharap kau bisa seindah pelangi tapi jangan sepenuhnya seperti pelangi..”
“Guk..?”
“Iya, aku tidak mau kau menjadi pelangi yang hanya keluar saat hujan telah surut, tapi aku mau persahabatan kita seperti matahari dan bulan, yang selalu bersinar sampai kapanpun, entah itu siang atau malam.” Kata kiba sambil tersenyum pada Akamaru.
…………………………………..

Chapter 2 : Hokage’s Message

Dua hari kemudian di ruang hokage
“Kau tahu kenapa aku memanggilmu?” Tanya Tsunade
“Tidak Nona Hokage.” Jawab Kiba dengan sigap.
“Begini, aku sudah membaca statistikmu dan aku harap kau cocok dengan misi ini.” Kata Tsunade dengan tatapan tajam.
“Misi apa itu?” Tanya Kiba
“Aku ingin kau menjalankan misi untuk memata-matai keberadaan Uchiha Madara.”
“Oh, tenang saja Hokage, aku dan Akamaru sudah terbiasa berlatih bersama, aku yakin aku dan akamaru bisa menyelesaikan misi mata-mata ini dengan mudah.” Kata Kiba dengan nada yang agak meninggi.
“Itu dia masalahnya…”
“Maksudnya?”
“Orang yang akan kita mata-matai adalah Uchiha Madara, orang yang sangat kuat, orang yang datang dari masa lalu dan merupakan sebuah legenda. Aku sama sekali tidak meragukan kemampuanmu dan akamaru dalam menjalankan misi mata-mata, tetapi tubuh akamaru yang besar akan menyulitkan kita dalam misi penting ini.” Kata hokage Tsunade.
“Jadi, aku harus pergi tanpa akamaru?”
“Iya, begitulah..”
Kiba memejamkan mata dan mengela nafas panjang….
“Tapi Akamaru sangat hebat dalam mencari jejak, aku yakin dia tidak akan menyulitkan kita.” Kata kiba
“Aku tahu bagaimana perasaanmu, tapi kau juga harus mengerti pentingnya misi ini untuk kepentingan desa bahkan dunia.”
“Aku,,… tapi aku…”
“Dewasalah Kiba.”
Kiba terdiam sejenak….
“Aku dan Akamaru sudah menjadi satu, ibarat tubuh dan kakinya. Bagaimana mungkin tubuh bisa berjalan tanpa kaki, dan bagaimana mungkin kaki bisa melangkah tanpa perintah otak. Jadi maaf aku tidak bisa, di konoha banyak ninja mata-mata dan Hokage bisa menggunakan mereka.” Kata Kiba dengan mata memerah dan kemudian membalikkan badannya.
“Klan inuzuka adalah klan terpandang di desa ini, apa kau mau menghancurkan nama besar mereka hanya karena emosimu itu?” Kata Tsunade dengan nada yang datar.
“Aku….Tidak…………”
“Kalau begitu, balikkan kembali badanmu dan tetap tataplah aku, aku belum selesai.” Kata Tsunade kepada Kiba.
Dengan berat hati kiba kemudian membalikkan badannya dan menatap Tsunade.
“Jangan khawatir, aku telah menetapkan seorang teman untuk membantumu dalam misi ini.” Tambah Tsunade.
“Siapa dia?”
“Dia dari tadi sudah menunggu di balik jendela.” Kata shisune sambil menoleh ke arah jendela di ruangan itu yang Cuma satu-satunya jendela yang sedang terbuka.
“Hai masuklah!” teriak Tsunade ke arah jendela…
Sreett…. Seseorang dengan rambut putih menyeruak dari balik jendela…
“Yoi….. maaf.. hehehhe.” Kata orang itu sambil menggaruk-garuk kepalanya.
“Kakashi-shensei?” kata Kiba.
“Yupp,.benar ini aku, tapi bukan aku yang akan menemanimu dalam misi itu.” kata kakashi.
“Lalu?”Tanya Kiba.


“Kuchiyose No Jutsu”
Blammm………

“Heh, Kakashi mengapa kau memanggilku?”
“Hehheheh….” Kata kakashi sambil tertawa kecil.

“Kau ini kan??” Tanya kiba kepada sesuatu yang dipanggil oleh Kakashi itu.
“Yupp, ini teman barumu….Pakkun.” Kata Kakashi

“Kiba, pakkun adalah partnermu sekarang.” Kata Tsunade
“Iya, perlakukan dia seperti Akamaru yah.” Kata Kakashi

“Baik Kiba, Menurut Tim yang dipimpin Anko, Madara terlihat bersama Kabuto di Lorong Bawah tanah di dekat hutan, aku ingin kau dan Pakkun memastikan apakah benar Madara ada di sana.” Kata Tsunade.
“Baik.” Kata Kiba sambil menangguk.
“Oya, satu lagi. Tugas kalian hanya memastikan mereka benar-benar bersembunyi di sana, kalau memang benar segera kembali ke konoha dan melapor kepadaku, jangan gegabah.”
“Baik.” Kata Kiba dan Pakkun bersamaan.
Kiba dan Pakkun akhirnya pergi meninggalkan ruangan itu.
“Pakkun, kau tunggulah aku di gerbang konoha ya.” Kata Kiba kepada Pakkun.
“Lalu kau?”
“Ada sesuatu yang ingin aku lakukan.”
Dengan segera Kiba berlari ke suatu tempat.
Tap…Tap….Tap………
“Hoi Kiba!!!” tiba-tiba ada orang yang berteriak, Kiba langsung menghentikan langkahnya. Kemudian Kiba menoleh ke arah teriakan itu.
“Ino…. Hinata...Shino??”
Kiba mendekati mereka yang berteriak memanggil namanya..
“Hei ada apa?” Tanya Kiba kepada Ino
“Hai, aku dengar kau akan pergi ya?” Tanya Ino kepada Kiba
“Iya.”
“Lalu kenapa kau ada di sini?” Tanya Hinata
“Um…. Aku mau pulang ke rumah pamitan sama Akamaru.” Kata kiba dengan nafas yang masih terengah-engah.
“Lihat itu..” kata Shino sambil menunjuk ke arah belakang Kiba.
Kiba menoleh, dan ia melihat Akamaru yang berlari dari kejauhan dan lambat laun menghampirinya. Akamaru langsung melompat ke dada Kiba, dan dengan sigap Kiba menangkap Akamaru dan menggendongnya.
“Gukk…Gukkk….!” Akamaru menyalak dengan riangnya.
Tukkk……. Kiba meletakkan akamaru di kursi yang memanjang dekat situ.
“Akamaru, aku akan pergi untuk menjalankan misi, aku akan pergi bersama Pakkun.” Kata Kiba sambil mengelus-elus kepala Akamaru.
“Gukk….”
“Jangan Khawatir, aku akan segera kembali kok, paling-paling aku akan pergi selama 2 hari, kau jangan nakal selama aku pergi ya.” Kata kiba yang kini menggaruk-garuk leher Akamaru.
“Jangan Khawatir Kiba, kami yang akan menjaga Akamaru.” Kata Ino
“Terima kasih Ino.”
“Akamaru kau bisa ikut menjaga toko bunga sama aku.” Kata ino kepada Akamaru.
“Baik kalau begitu aku bisa tenang sekarang, aku pergi yah.” Kata Kiba
Dengan segera Akamaru memeluk erat kaki Kiba, seolah ia tidak rela tuannya pergi meninggalkannya.
“Akamaru, aku mau pergi!” bentak kiba
“Ngukk,,,, Ngingg………Ngingg……” Rengek Akamaru.
“Akamaru, kan tadi sudah kubilang aku tidak akan pergi lama.”
“Iya Akamaru, setelah misi selesai Kiba pasti akan berkumpul lagi bersamamu.” Kata Shino.
Akamaru menatap dengan penuh arti kepada Kiba dan kemudian melpaskan pelukannya. Kiba menunduk dan mengelus-elus kepala Akamaru.
“Aku tahu bagaimana perasaanmu, begini saja antar aku sampai di pintu gerbang Konoha ya.” Kata Kiba kepada Akamaru.
“Gukkk………”
“Bukan hanya Akamaru, kami semua juga akan mengantar kau sampai di depan pintu gerbang Konoha kok.” Kata Hinata.
“Iya.” Kata Ino dan Shino bersamaan.
…………………………….

Di Gerbang Konoha.
“Tampaknya kau sudah siap, ayo kita berangkat.” Kata Pakkun
“Iya, ayo kita berangkat.” Kata Kiba sambil menoleh kepada Pakkun.
“Gukk…..”
“Akamaru kau jangan nakal selama aku pergi ya, oiya aku hanya akan pergi selama 2 hari, jadi kau tidak usah khawatir.”
“Gukk………”
“Hati – hati ya.” Kata Ino
“Iya, tenang saja aku akan baik-baik saja.”
……… Kiba dan Pakkun pergi meninggalkan konoha, teman-teman dan Akamaru untuk menjalankan misi. Akamaru, ia terus duduk di depan gerbang konoha walaupun Kiba sudah tidak terlihat lagi. Ia terus duduk tegap di sana hingga matahari terbenam.
“Akamaru hari sudah malam, ayo kita kembali.” Kata Hinata pada Akamaru
Tapi Akamaru tidak menjawab perkataan Hinata itu, ia tetap duduk tegap dan sama sekali tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya semula.
“Akamaru, kau tidak usah cemas.” Kata Ino
“Iya, Kiba hanya akan pergi 2 hari kan.” Tambah Shino.
Sreett……… Dengan berat hati Akamaru pun beranjak dari tempatnya duduk tadi, ia berjalan menghampiri Hinata , Akamaru kemudian menatap Hinata dengan wajah yang sedih.
“Anjing pintar, kau benar-benar sayang kepada kiba ya?” Kata Hinata
“Gukkkk………”
“Akamaru, kan tadi Kiba sudah berpesan kalau kau tidak usah khawatir.” Kata Shino.
“Hem…. Malam ini kau menginap di rumahku saja ya.” Kata Ino.
“Gukk……….” Kata Akamaru sambil mengangguk.
……….
Malam yang berat bagi Akamaru, Kini Sahabatnya telah pergi menjalankan misi bersama Pakkun. Misi yang berbahaya, tapi ia tidak perlu khawatir karena 2 hari lagi Kiba akan kembali dan mereka akan bersama lagi.

Next Chapter : 2 Hari Bagai 200 Tahun Bagiku, Awal Dari Bencana

Chapter 3 : 2 Hari Bagai 200 Tahun Bagiku, Awal Dari Bencana.

Di Kamar Ino
“Akamaru, kau tidur denganku saja ya.” Kata Ino
“Gukk….”
“Ayo kita tidur, Selamat malam.” Kata Ino.
…………………………
Tepat pukul 11.30 malam Ino membuka matanya yang indah, ia kemudian menoleh ke arah jendela yang terbuka. Ia melihat Akamaru sedang berdiri tegap dan sedang menatap ke arah luar jendela. Kamar ino memang terletak sekitar 2 blok dari pintu gerbang Konoha, dari jendela kamar itu kita bisa melihat Pintu Gerbang Konoha yang berdiri kokoh.
Ino beranjak dari tempat tidurnya dengan hati-hati, ia secara perlahan menghampiri Akamaru.
Sreett…. Ino memegang kepala Akamaru dengan pelan dan kemudian mengelusnya. Akamaru kaget, ia menoleh ino dengan tatapan sedih. Namun sejurus kemudian Akamaru seolah tersenyum dan menggerakkan ekornya.
“Kau benar-benar merindukkan Kiba ya?”
“Guk…” kata Akamaru dengan pelan.
“Sudahlah kau bisa menemuinya 2 hari lagi kan, sekarang ayo kita tidur.” Kata Ino.
Ino kemudian memeluk tubuh akamaru, Ino memejamkan matanya. Tampaknya Ino benar-benar mengantuk, dan tanpa sengaja ia kemudian tertidur saat memeluk Akamaru.


……………….Critt….Critt…. Cuit…Cuit………………. Suara burung gereja di pagi hari…

Ino terbangun dari tidurnya, ia kemudian menoleh ke sekeliling arah kamarnya namun ia tidak mendapati Akamaru.
“Ke mana Akamaru ya…” Pikir Ino
Ino lalu melompat dari tempat tidurnya dan langsung keluar kamarnya. Ia menuruni Tangga. Tepat di bawah tangga ia bertemu ibunya.
“Selamat pagi Ino..” Sapa Ibunya
“Bu , ibu melihat Akamaru tidak…?”
“Tidak, kenapa?”
“Kalau begitu aku akan mencarinya ya.”
Ino kemudian berlari tergesa-gesa meninggalkan rumahnya dan segera mencari Akamaru di sekeliling Konoha.
Tepat di depan jalan menuju taman Konoha ia bertemu dengan sakura dan Hinata.
“Ino, kenapa kau?” Tanya Sakura
“Iya kau tampak tergesa-gesa.” Kata Hinata.
“Iya, aku sedang mencari Akamaru, kalian lihat tidak?” Tanya Ino dengan nafas yang masih ngos-ngosan.
“Loh bukannya semalam ia menginap di rumahmu?” Tanya Hinata lagi.
“Iya, tapi sekarang ia pergi entah ke mana. Bantu aku mencarinya ya.” Kata Ino
“Baiklah serahkan pada kami saja, kau pulanglah ke rumah ya.” Kata Sakura kepada ino.
“Huh, aku juga mau mencari Akamaru!” Kata Ino
“Iya aku tahu, tapi kau kan masih memakai baju tidur.” Kata Hinata.
“Hah???!”
Ino melihat baju yang dikenakannya, tampaknya ino masih memakai baju tidurnya yang semalam ia gunakan.
………………………..
Di Mana Akamaru????....
Next Chapter : Setidaknya Kita Sama-Sama Ditinggalkan.

Chapter 4 : Setidaknya Kita Sama-Sama Ditinggalkan.

Tap…Tap…Sakura dan Hinata mulai mencari Akamaru, mereka mencari di sekeliling Taman Konoha tapi tetap saja tidak ketemu.
“HuFh,.. Sakura di taman juga tidak ada?” Kata Hinata
“Iya, di mana ya dia?”

“Hoi!!!” teriak Lee dari kejauhan..

Tap…srett…. Tidak beberapa lama akhirnya Lee berdiri di hadapan mereka berdua.
“Kalian sedang apa?” Tanya Lee
“Aku mencari Akamaru, kau lihat tidak?” Tanya Hinata
“Oh, iya aku lihat dia di…..”
“Di mana!!!???” teriak Sakura dan Hinata bersamaan.
“Dia di gerbang Konoha, dia dari tadi duduk di sana. Sepertinya dia sedang menunggu sesuatu.” Kata Lee.
“Oh, iya Akamaru pasti merindukan Kiba.” Kata Sakura.
“O, iya, Kiba kan sedang menjalankan misi tanpa Akamaru ya?” Tanya Lee.
“Iya, sudah ya kami mau ke sana. Kami mau ke tempat Akamaru.” Kata Sakura
“Oke, hati-hati ya.” Kata Lee
…………
Beberapa menit kemudian di gerbang Konoha.
Sakura dan Hinata melihat akamaru yang sedang duduk tepat di tengah-tengah pintu gerbang yang terbuka lebar. Mereka kemudian mendekati Akamaru yang duduk dengan tegap.
“Hi Akamaru, sedang apa kau?” Kata Sakura seraya mengelus pundak Akamaru.
Akamaru menoleh dan sejenak menatap Sakura.
“Guk….”
“Hi kau kan seharusnya membantu Ino untuk menjaga toko bunganya.” Kata Sakura lagi.
Akamaru tidak menjawab pertanyaan Sakura itu, ia hanya tertunduk. Dan kemudian ia membaringkan tubuhnya tepat di bawah lutut Sakura yang saat itu sedang membungkuk.
“Akamaru, Lusa Kiba pasti datang jadi kau jangan khawatir ya.”
“iya kasian Ino, tadi dia tergesa-gesa mencarimu, ia pikir kau hilang.” Kata Hinata kini.
Akamaru menatap langit sore yang berwarna merah. Tampaknya sebentar lagi malam akan datang.
“Akamaru, malam ini kau tidur denganku saja ya.” Kata Sakura.
“Guk…..
Akamaru mengiyakan Sakura. Tampaknya mereka cocok, Akamaru dan Sakura dua orang yang pernah ditinggalkan seseorang yang sangat berarti bagi mereka, dan dengan kebetulan orang-orang itu kemungkinan akan bertemu. Sasuke dengan Kiba.
……………………………………..
……………………………………..
Apa yang terjadi pada Kiba ya???...
Next Chapter : Ternyata benar…………

Chapter 5 : Ternyata Benar
“Sssstt……….. jangan berisik!” Bisik Kiba pada Pakkun.
“Iya aku mengerti.”
“Menurut Hokage di sini adalah tempat persembunyian Madara kan?”
“Iya, tapi tampaknya tempat ini sepi.”
“Kalau begitu ayo kita masuk lebih dalam lagi.” Kata Kiba
“Baik ayo!” Balas Pakkun.
………………………………
Srett…Tap………………..
Kiba dan Pakkun memasuki lorong bawah tanah yang digunakan sebagai tempat persembunyian oleh madara itu. Mereka berjalan dengan hati-hati, mengendap-endap. Tempat itu lumayan gelap.
“Kiba aku tidak bisa melihat dengan jelas di sini.” Kata Pakkun
“Itulah gunanya ada aku di sini.” Kata Kiba
Pakkun tersenyum pada Kiba.
Dalam tempat itu banyak sekali terdapat lorong yang bercabang. Seseorang yang belum terbiasa pasti akan tersesat.
“Kiba bagaimana ini?”
“Tenang kau ikuti saja aku, aku mencium jejak Madara…. Jejak sasuke juga ada dan jejak seorang lagi……….”
“Seorang lagi?... siapa?” Tanya Pakkun.
“Aku tidak tahu, tapi tampaknya ia orang yang kuat.”
“Baik, sudah cukup untuk kita, kalau begitu memang benar Madara ada di sini. Ayo kita kembali ke Konoha.” Kata Pakkun lagi.
“Pakkun, memang misi kita apa?” Kata kiba dengan nada yang datar dan pelan
“Misi kita adalah memastikan apakah benar madara ada di tempat ini.”
“Iya, kau benar. Lalu kenapa kita kembali sebelum berhasil?” Kata Kiba.
“Apa maksudmu, tadi kau bilang ada jejak Madara kan, jejak sasuke juga ada.”
“Iya, tapi kan kita belum melihat langsung apakah benar mereka ada di sini.”
Pakkun terdiam mendengar ucapan Kiba itu.
“Lalu…?” Tanya Pakkun kepada Kiba.
“Ikuti aku, aku akan menuntumu ke arah bau Madara. Aku harap mereka semua ada di suatu tempat di tempat ini.”
“Baik, tapi jangan terlalu dekat. Nanti kita ketahuan.”
“Baik….”
Mereka pun mulai menyusuri tempat itu, dengan Kiba yang memimpin di depan.
Tidak beberapa lama………………
Srett………..
“Pakkun berhenti!”
Dengan cepat Kiba memeluk tubuh Pakkun dan membawanya ke sebuah pilar di tempat itu untuk bersembunyi di baliknya.
“Kenapa?” Tanya Pakkun..
“Mereka………..”
“Kenapa??”
“Ternyata benar mereka ada disini.” Kata kiba dengan pelan.

Apa yang terjadi selanjutnya……………
Next chapter : Pergilah!

Chapter 6 : Pergilah!
“Kalau begitu ayo kita pergi dari tempat ini.” Kata pakkun
“Baik, ayo kita pergi.”
Sreett…. Mereka pergi dari tempat itu dengan mengendap-endap.
Namun tiba-tiba……
Srreshhh…..Swunngg………..Cleeb……
“HOakkkHH!! Teriak Pakkun…
“Pakkun kau kenapa?”
Kiba kemudian melihat salah satu kaki pakkun, kakinya terluka oleh sabetan pedang. Kiba kemudian mengalihkan pandangannya kepada seseorang yang kini telah berdiri di hadapan mereka.
“Sial mengapa aku tidak merasakan kedatangannya.” Pikir Kiba dalam hati.
……………….
Kiba terus melihat orang itu yang berdiri di balik bayangan. Lalu orang itu berjalan menghampiri mereka, perlahan tapi pasti wajah orang itu mulai terlihat.
“Kau……..!!!!”
“Tak kusangka aku menebasmu Pakkun.” Kata orang itu.
“Uchiha Sasuke!!!” Teriak Kiba dengan lantang.
Sasuke menatap kiba dengan tatapan kosong.
“Gawat.. .situasi menjadi semakin gawat.” Pikir Kiba.
Sasuke terdiam sejenak dan berkata :”Kau… pergilah dari sini, kau bukan orang yang ingin kubunuh.”
Kiba dan Pakkun tercengang mendengar ucapan Sasuke itu. Dengan cepat Kiba lalu menggendong pakkun dan hendak pergi dari tempat itu. Namun baru beberapa langkah datang seseorang yang menggunakan topeng.
“Kau terlalu naïf Sasuke, ia telah tahu tempat persembunyian kita.”
Sasuke tidak menjawab perkataan orang itu. Sasuke hanya berlalu pergi begitu saja.
“Kau…siapa kau?” Tanya kiba sambil menunjuk orang itu.
“Perkenalkan… aku Uchiha Madara. Karena berbagai alasan kau harus mati.”
Creekk….Kiba meletakkan pakkun di bawah lantai kotor yang berdebu. Kiba kemudian membisiki Pakkun sesuatu : “Pakkun kau kembalilah ke Konoha secepat mungkin dan katakan memang benar Madara ada disini.”
“Tapi bagaimana dengan kau?” Tanya Pakkun
“Aku akan menghadapinya.”
“Tapi itu tidak mungkin.”
“Oiya, satu hal lagi…Katakan Pada Akamaru kalau aku sangat menyayanginya. Ia adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki.”
Tak terasa air mata pakkun terjatuh perlahan dan membasahi pipinya.
“Kiba kau….”
“Pergilah!!!” teriak Kiba dengan kemudian menerjang Uchiha Madara dengan tangan terkepal.
………………………………..

2 Hari Kemudian
Di ruangan Hokage…
“Kakashi, ada apa kau mencariku?” Tanya Tsunade dengan tatapan tajam pada Kakaahi.
“Maaf,ini mengenai misi yang dijalankan Kiba dan Pakkun.” Kata Kakashi
“Iya, ada apa?”
“Pakkun telah kembali ke Konoha sendirian dengan luka tebasan di kakinya, Pakkun bilang Madara memang benar ada di sana.”
“Ternyata benar, lalu bagaimana dengan Kiba?”
Kakashi tidak menjawab pertanyaan Tsunade, ia tertunduk.
Shisune, Tsunade dan Kakashi yang ada di ruangan itu terdiam. Namun tiba-tiba dari arah bawah ruangan itu terdengar suara.
“Tangkap Bola itu……..!”
“Hahah… Kau pintar ya!!”
“Aku juga tidak mau kalah denganmu!!”
“Trus sekarang kita maen apa lagi…?”
“Lomba lari aja!!!”
“Ah pasti dia menang lagi!!!”
“Aku tahu….!!!”
“Apa!!!”
“Lomba makan mie ramen!!’
“Huahahaha……!”

Tsundae yang mendengar sayup-sayup teriakan itu menoleh ke arah suara-suara itu dari balik jendela. Tampak Naruto, Sakura, Ino, Lee dan Akamaru sedang bermain. Tsunade terus menatap Akamaru yang saat itu terlihat sangat gembira. Tsunade lalu menutup matanya, dan secara perlahan ia meneteskan air mata. Ia menoleh ke arah Shisune yang berdiri di sampingnya, Ia melihat shisune yang sedang mengusap air matanya.
…………………………………

Di Saat senja di pintu gerbang Konoha.
“Besok Kiba akan pulang.”Kata naruto…
“Iya, Akamaru besok Kiba akan pulang dan bermain bersama kita lagi.” Kata Ino
“Yeeea……..!!!” Teriak Lee
“Guk…guk…gu…guk….guk……….!” Akamaru terus menggonggong dengan riang, ia mengibas-ngibaskan ekornya. Tampknya ia sudah tidak sabar menunggu kedatangan Kiba Besok.
…………………………..

Keesokan harinya
Tap….. Tap………..Srett…..
Hampir semua ninja Konoha berbaris di depan pintu gerbang.

Ada apa ini, apa yang akan terjadi….?
Mengapa para ninja sudah berbaris di pagi ini..?
Next Chapter : Edo Thensei

Chapter 7 : Edo Thensei
Seperti biasa, Akamaru hendak pergi ke depan gerbang Konoha. Ia tampak kaget dengan banyaknya ninja yang berbaris di sana.
“Guk…” Akamaru menggonggong pada Naruto yang juga ikut berbari di antara mereka.
Naruto menghampiri Akamaru.
“Hi Akamaru….” Kata Naruto dengan pelan sambil mengelus kepala Akamaru.
“Guk..?”
“Hokage bilang Madara akan menyerang desa sekarang, jadi kita harus bersiap.”
“Guk….?”
“Kau bertanya tentang Kiba ya?, aku juga tidak tahu, Hokage hanya memerintahkan desa untuk siaga.” Kata Naruto.
“Ayo kita berbaris di barisan paling depan, di sana juga ada Ino dan yang lainnya.” Tambah Naruto.
Naruto dan Akamaru pun berbaris di barisan paling depan bersama Naruto dan Kawan-kawannya yang lain.
Mereka bersiap, menunggu sesuatu dengan waspada. Tidak beberapa lama….

Srettt………..Brusshh………………
Dari kepulan asap muncul dua sosok. Secara perlahan kabut asap itu menghilang dan wajah mereka berdua jadi kelihatan. Mereka adalah Uchiha Madara dengan Kabuto. Mereka Berdiri tepat di hadapan ratusan ninja Konoha.
“Beraninya kau datang ke tempat kami hanya berdua!” kata kakashi
“Hem… kau belum melihat semuanya kakashi.” Kata madara.
“Di mana Sasuke!!?” teriak naruto..
“Iya, di mana sasuke!!?’ Teriak sakura juga.
“Tenang, tapi kami punya kejutan untuk kalian hehehe.” Kata Madara……
Sreett……Clap……. Kabuto menyatukan kedua telapak tangannya dengan membuat gerakan menepuk.
Edo Thensei
Srett…..Gruukkk………………
5 peti mayat berdiri di hadapan mereka. Satu persatu dari peti itu terbuka. Itachi, Deidara, Sasori, Kakuzu dan Nagato yang muncul seiring terbukanya peti-peti itu. Semua ninja Konoha tercengang. Kabuto tersenyum melihat wajah para ninja Konoha yang ketakutan itu.
“Kau…..!” teriak Kakashi.
“Ini Belum semuanya….” Kata Madara.
“Yup.. ini kejutannya” Kata kabuto seraya kembali menepuk tangannya..
Grukkk…..Sreeekkk………….
1 peti lagi muncul dari bawah tanah.
Clekk……………Peti itu terbuka perlahan…… Semua ninja Konoha penasaran, kejutan apa yang disiapkan Madara kepada mereka.
Brukk…….. Pintu yang menutup peti ke 6 itu terbuka sepenuhnya dan terjatuh di tanah…
………………..Dug……………………………..
Jantung naruto seakan berhenti melihat sosok yang muncul dari peti itu. Ia terdiam. Begitu juga dengan Sakura, seketika itu ia bersimpuh sambil menangis tersedu-sedu. Ino juga menangis di samping sakura.

Siapa Sosok itu….???
Next Chapter : Wrong Frequency

Chapter 8 ; Wrong Frequency
“Ini tidak mungkin……” Kata kakashi
Akamaru juga kaget melihat sosok itu, ia tercengang. Apa arti semua ini. Semua ninja yang ada di sana menatapnya dengan wajah sedih. Akamaru menoleh ke sebelah kiri, kanan dan belakang, semua orang menatapnya dengan tatapan sedih. Ada apa ini, sekarang ia menjadi pusat perhatian semua ninja Konoha.
Sreett,,…..
Naruto kemudian membungkukkan badannya dan mengelus kepala Akamaru.
“Jangan Khawatir, kami semua akan menjadi sahabat terbaikmu.” Kata Naruto dengan terbata-bata sambil menangis.
……………….Deg…………………….
Kini jantung Akamaru yang seakan berhenti berdetak…..
Ada apa ini, mengapa naruto berkata demikian…. Apa yang sebenarnya terjadi….
Seharusnya mereka semua Senang…………..
Seharusnya mereka semua senang kalau Kiba telah kembali yang kini berdiri di hadapan mereka.


The End…
Cerita ini Hanya Fiktif Belaka…
Jika ada kesalahan Mohon Maaf……

Yuppp....Comment please......

Wah . . . Fic nya bagus banget! Kali ini ga ada cacat ga ada cela. Typo juga ga ada. Pokoknya bagus deh!

Tapi Shino dan Hinata di sini OOC ya? Ngerti kan OOC, yaitu pergantian sifat dari yang aslinya.

Wah, ada pairing juga nih! KibaIno ya . . . *ngarep*

Sebagai hadiah, rep. + buat Anda.

Update cepat ya . . . Ga sabar nih pengen baca lanjutannya.

Cerita itu sedih! Kiba oh Kiba . . . Tapi gimana dengan ceritaku ya? Baca deh!

Chapter 1:
http://www.fanfiction.net/s/5839431/1/Mission_Failed

Chapter 2:
http://www.fanfiction.net/s/5839431/2/Mission_Failed

Chapter 3:

"Hei kau, ayo bangun!"

Suara seseorang membangunkan Kiba dari tidurnya. Ia membuka matanya perlahan. Ia mendapati dirinya berada di sebuah ruangan sel yang lebih mirip dengan gua. Ruangannya yang gelap hanya disinari cahaya lampu minyak sehingga membuat tempat itu menjadi remang. Pintu sel yang terbuat dari kayu seakan menghalangi ia memandangan lebih jauh lagi.

Kiba mencoba mengusap matanya, tapi ia tersadar bahwa tubuhnya dibalut kain yang kencang sehingga ia tak bisa bergerak bebas.

"Sial!" umpat Kiba, lalu pandangannya beralih pada seorang gadis yang berdiri di depannya.

"Ino? Kau tertangkap juga? Dasar bodoh!"

"Ha? Baru saja bertemu kau sudah bicara kasar padaku. Dasar orang gila!" cetus gadis itu. "Ngomong-ngomong Ino itu siapa?"

Kiba memperhatikan gadis itu dengan tatapan penasaran. Rambut panjang pirang itu, wajah erm... cantik itu. Dia pasti Ino. Tidak mungkinkan seorang Inuzuka Kiba bermasalah dengan pengelihatannya? Apa mungkin akibat pertarungannya dengan para penjahat itu membuat pengelihatannya bermasalah? Kelihatannya tidak begitu.

"Hah, jangan sok tolol begitu!" ledek Kiba. "Kau pikir aku ini buta apa! Sudah jelas-jelas kau itu Ino si gadis centil yang merepotkan!"

"Sudahku bilang aku bukan Ino!" cetus gadis itu. "Aku ini Putri Mio, pemimpin Kusagakure. Kau sendiri siapa? Baru bangun langsung marah-marah. Dasar!"

"Ah! Go... gomen, Mio-sama. Aku Inuzuka Kiba, shinobi yang ditugaskan untuk menyelamatkanmu." kata Kiba salting. "Tapi aku malah kena juga. Sial!"

"Oh, begitu. Lalu Ino itu siapa? Pacarmu?" tanya Mio sambil terkekeh.

Sontak, wajah Kiba langsung memerah. Cepat-cepat ia membuang muka. "Hah! Pacar!? Enak saja, dia itu temanku menjalankan misi ini."

"Tapi kenapa tadi pas bangun kamu langsung memanggil nama itu?"

"Entah pengelihatanku yang salah atau apa, yang jelas kalian sangat mirip."

"Mirip di segi apanya?"

"Ah, sudahlah!" Kiba mulai gusar. "Selain wajah kalian, sifat kalian juga sama. Kalian sama-sama menyebalkan!"

"Hey, kau juga sangat menyebalkan!" balas Mio.

"Terserah, tapi lepaskan dulu kain yang melilitku ini." gerutu Kiba.

"Apa untungnya aku melepaskanmu?" tanya Mio sinis.

"Kau mau bebas dari sini apa tidak!?" sahut Kiba.

Mio terdiam.

"Tunggu apalagi, ayo cepat!" kata Kiba semakin gusar.

"Ah, iya-iya, sabar." Mio menghela napas.

***

Cieileh Kiba and Mio............
Ayo cepat .pergi dari sana.....................

........................

Uchiha Sato, mana ficnya . . . .